SDIT Nurul Islam ketika berdiri mengokohkan sebagai lembaga dakwah berbasis pendidikan. Hal ini berarti bahwa kegiatan sekolah tidak terbatas pada pembelajaran saja, tetapi juga sekolah harus menjadi pusat peradaban. Melalui SDIT Nurul Islam kita berharap mampu menyiapkan generasi yang saleh-salehah, kreatif, dan inovatif, memiliki jiwa kepemimpinan, tumbuh kepekaan sosialnya dan manfaat bagi umat. Sisi lainnya para SDM yang ada di dalamnya terlibat baik sebagai pimpinan sekolah, pengelola, staff dan tenaga pendukung harus menjadi pioner dalam mewujudkan keteladanan, biah solihah, ihsan, dan ikhlas dalam beramal.
Selain itu pendidikan dalam pandangan Islam adalah segala upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan manusia agar memiliki kesadaran, kemampuan dan tanggung jawab untuk menjalankan misi ke-khalifah-an tersebut. Hakikat pendidikan dalam pandangan Islam bertujuan mengembangkan seluruh potensi baik (fitrah) anak manusia agar mereka mampu memakmurkan kehidupan dalam tatanan hidup bersama dengan aman, damai dan sejahtera.
Potensi manusia sebagaimana disebut di dalam Al-Qur’an melekat pada penyebutan manusia itu sendiri diantaranya bani adam (manusia yang cerdas secara intelektual), basyar (manusia yang memiliki kecerdasan jasmani), an naas (manusia yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional), al insan (manusia yang memiliki kecerdasan spiritual), dan al abid (manusia yang memiliki kecerdasan amal).
SDIT Nurul Islam sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk pemerintah di tahun 2021 sebagai Sekolah Penggerak dan sudah tergabung ke Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) sejak 2014 hadir berjuang bersama Ayah dan Bunda untuk sama-sama mendampingi ananda agar dapat memaksimalkan potensi yang sudah Allah berikan dan kelak dapat mengemban amanah menjadi khalifah yang senantiasa beribadah kepada Allah.
Kami menyadari perjuangan di jalan pendidikan adalah perjuangan yang cukup panjang dan berat. Oleh karena itu, kami siap bekerjasama dengan beragam pihak untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut.
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (Q.S. An Nisa : 9).
